Kajian Hermeneutika

  Kajian Hermeneutika

  Selain menggunakan kajian semiotika, kajian yang dapat diaplikasikan dalam Kajian Seni Rupa & Desain adalah kajian Heremeneutika. Secara etimologis, kata hermeneutika berasal dari bahasa yunani yang memiliki makna menafsirkan. Salah satu tokoh yang memiliki kesan yang kuat pada kata tersebut adalah Hermes. Seseorang penyampai pesan dari Juputer kepada manusia. Penyampaian pesan bisa dibilang mengubah bahasa para dewa kepada manusia di bumi. Mengubah bahasa atau pengalihbahasaan sangat identik dengan penafsiran. Kemudian penafsiran atau interpretasi itu sendiri merupakan arti dari heremeneutika.

    Banyak beberapa tokoh dalam heremeneutika. antara lain, Paul Ricoeur, Hans-George Gadamer, Jurgen Harbemas, Wilhelm Dilthey. Dalam tulisan singkat ini, penulis akan mengkaji lebih dalam metode heremeneutika dari sudut pandang Jurgen Harbemas.

    Jurgen Habermas adalah salah satu seorang filosof kontemporer yang lahir di Gummersbach pada tahun 1929. Habermas dikenal luas sebagai salah satu tokoh mazhab Frankfurt. Habermas membentuk beberapa metode pemahaman. Dalam metode memahami, Habermas membedakan antara pemahaman dan penjelasan. Ia memperingatkan kita bahwa kita tidak dapat memahami sepenuhnya makna sesuatu fakta, sebab ada juga fakta yang tidak perlu diinterpretasikan. Habermas mengatakan bahwa selalu ada makna yang luas dan bersifat lebih, yang sulit dijangkau oleh interpretasi manusia, yaitu terdapat hal yang tidak teranalisasikan dan tidak dijabarkan, bahkan diluar pikiran manusia.

    Pemahaman heremeneutika memang sedikit berbeda dari jenis pemahaman lainnya, karena heremeneutika diarahkan pada konteks tradisional dengan makna, Habermas mengatakan pemahaman monologis atas makna, yaitu pemahaman yang tidak melibatkan hubungan-hubungan faktual tetapi mencakup bahasa yang murni. Seperti halnya bahasa simbol, dari pembedaan itu kita mampu mengetahui bahwa monologika adalah pemahaman atas simbol-simbol yang disebutkan Habermas sebagai bahasa murni. Karena simbol sendiri memiliki makna yang definetive.

    Bisa dikatakan bahwa heremeneutika Habermas adalah proyek heremeneutika sosio-kritis (social-critical hermeneutic). yang berawal dari sisi epitomologis pemahaman manusia maupun sisi metodologis dan pendekatan komunikatif baik dalam teks, tradisi maupun institusi masyarakat.

    Tugas Heremeneutika adalah menafsirkan pesan atau makna seobjektif mungkin sesuai yang diinginkan teks. Teks itu sendiri memiliki batas pada fakta otonom yang tertulis (visual), akan tetapi selalu berkaitan dengan konteks. Aspek pemaknaan juga dapat menyangkut biografi kreator (seniman) dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. Hal yang selalu diperhatikan adalah seleksi atas hal-hal yang diluar teks harus selalu dalam petunjuk teks. Berarti bahwa analisis harus selalu bergerak dari teks bukan sebaliknya. 

    Hal yang paling penting dari itu semua adalah bahwa proses penafsiran selalu merupakan dialog antara teks dan penafsir

Komentar